She Said (2022) | Review Film

Review Film
oleh Andika

Judul: She Said (2022)
Sutradara: Maria Schrader
Genre: Drama

'She Said' (2022) bisa jadi merupakan film terpenting yang harus kamu tonton tahun ini!

Siapa yang tahu bahwa sexual harassment dan sexual abuse dalam dunia kerja MASIH menjadi masalah besar bagi perempuan? Bahkan pada tingkat global! 

Kamu pasti masih sering menemukan cowok di lingkungan kerjamu yang seenak dengkulnya menggoda cewek kanan dan kiri. 

Tidak mengenal usia, jabatan, dirinya sudah menikah atau belum, maupun sang cewek masih menikah atau belum. Mulai dari menggombal di tempat kerja, menyentuh tanpa izin, menggunakan lelucon berbau seksual, dan berbagai hal lainnya yang tidak pantas dilakukan di dunia profesional.

"Ya wajarlah, namanya juga cowok." SALAH BESAR!!!
"Ya udah, iya-in aja, kan dia senior, daripada kerjaan kita nanti dipersulit." SALAH BESAR!!!
"Sudah biasalah hal kayak gitu." SALAH BESAR!!!

Film 'She Said' diangkat dari kisah nyata perjuangan dua reporter investigasi New York Times, Jodi Kantor (Zoe Kazan) dan Megan Twohey (Carey Mulligan). 

Mereka berdua berusaha mengungkap kasus pelecehan dan perilaku tidak pantas berbau seksual yang dilakukan oleh seorang produser film Hollywood bernama Harvey Weinstein. Kasus ini tidak hanya terjadi sekali, tetapi sampai 8-12x. Semua korban kasus tersebut berhasil terbungkam mulutnya selama 30 tahun.

Kenapa sih perempuan-perempuan ini diam saja? Padahal mereka sudah tidak bekerja lagi untuk Harvey. Kenapa susah sekali untuk mengutip cerita mereka untuk dijadikan sebuah artikel di New York Times? Padahal secara anonim!

Tantangan tersebut yang dihadapi Jodi dan Megan sebelum akhirnya pada tahun 2019 mereka berdua menceritakan kejadian yang mereka alami dalam menerbitkan artikel tersebut. Cerita di balik layar tersebut mereka tulis dalam sebuah buku berjudul 'She Said' yang terbit pada tahun 2019, salah satu bagian terpenting dari gerakan #MeToo.

Film ini berhasil menjelaskan betapa besar rasa takut dan dilema yang dirasakan para korban. Mereka tidak tahu kalau apa yang mereka alami adalah pelecehan seksual. Mereka tidak tahu harus berkata apa lagi setelah berusaha untuk menolak ajakan pria bajingan ini berulang kali.

Masih banyak perempuan di seluruh dunia yang tidak tahu harus berbuat apa. Masih banyak yang takut untuk speak-up bahwa mereka baru saja menjadi korban pelecehan seksual. Itulah inti gerakan #MeToo dan misi yang dibawa oleh film ini.

Penceritaannya yang rapi, tidak membosankan, serius-namun-cerdas, dibungkus oleh penyutradaraan yang apik dan sinematografi yang tidak lupa menunjukkan sisi estetikanya, setidaknya dari penyusunan aspek-aspek yang harus ada dalam layar serta dari sudut mana gambar tersebut harus diambil. Belum lagi betapa mirisnya berbagai scene yang bahkan bisa membuat para penonton pria ikut merasa ngilu dan ternodai.

Filmnya serius, tegas, seperti semangat jurnalisme yang jujur dan intelektual, yang juga merupakan tema besar film ini.

Jika kamu tidak mau adik perempuanmu, anak perempuanmu kelak, atau kerabat perempuanmu lainnya, masih harus berjuang keras untuk melawan pelecehan seksual di tempat kerja, maka kamu wajib perkaya wawasanmu melalui film ini.

Film ini tidak sedang membicarakan soal satu orang pelaku pelecehan, tetapi kita sedang berusaha memperbaiki sebuah sistem yang bisa melindungi seseorang dengan perlakuan tidak senonoh seperti itu. It's not just about one person, it's about the system.

'She Said' bukan cuma sekedar film, tetapi juga sebuah gerakan supaya perempuan lebih berani berbicara.

4/5 Highly Recommended 

Comments