Secret Invasion | Review Film


Review Film
oleh Andika Hilman 

Judul: Secret Invasion
Jadwal Rilis: 2023 di Disney+
Sutradara: Kyle Bradstreet

Sinopsis:
Nick Fury kembali ke bumi setelah beberapa tahun menghilang untuk menghentikan invasi yang dilakukan oleh puluhan ribu skrull yang dipimpin oleh Gravik yang dapat menyamar menjadi manusia dan bersembunyi di sekitar kita; bahkan menduduki posisi-posisi strategis di pemerintahan internasional.

Review: (spoiler alert)
Mengapa 'Secret Invasion' mendapatkan respon yang buruk dari media, kritikus film, dan para Marvel fans? Kira-kira apa yang salah? Review kali ini akan fokus menjawab pertanyaan tersebut.

Banyak yang menyalahkan 'Marvel fatigue', yaitu Marvel Studio yang dipimpin Kevin Feige memproduksi film dan serial terlalu banyak, terlalu sering, dan jarak antar masing-masing proyek sangat mepet. Sebenarnya kesalahannya bukan di situ, tetapi karena Marvel Studio tidak bisa memberikan apa yang para "fans" inginkan.

Contohnya seperti 'Secret Invasion'. Para fans bisa membayangkan bahwa serial ini akan setidak-tidaknya fokus pada tema thriller spionage; karena akan susah membuat para Avengers dan superhero lainnya menjadi skrull seperti di komiknya.

Namun tampak jelas di finale-nya bahwa secara emosional serial ini lebih menitikberatkan ke hubungan antar spesies yang dijalani oleh Nick Fury dan istri skrullnya; yang mana sebenarnya tema yang bagus jika dari awal serial ini lebih fokus ke hal tersebut; seperti yang ditawarkan oleh 'Wandavision'.

'Secret Invasion' tampak seperti serial yang tidak punya fokus tema untuk diceritakan. Apakah cerita ini tentang ketegangan dan rasa saling tidak percaya karena ada skrull yang bersembunyi di antara kita? Tidak juga. Apakah tentang kesalahan besar Nick Fury yang telah melanggar janjinya dengan para skrull? Tidak juga. 

Justru klimaks dari serial ini adalah salah satu plot cerita di sepanjang serialnya yang paling tidak masuk akal, yaitu Rhodey yang memaksa presiden Amerika untuk mengambil keputusan impulsif untuk menyatakan perang terhadap Rusia hanya karena diserang oleh sekelompok tentara yang 'jelas-jelas' belum terbukti merupakan bagian dari pemerintahan Rusia.

'Secret Invasion' juga punya masalah besar dalam aspek penceritaanya karena terasa jelas bagi siapapun yang menonton bahwa serial ini terasa 'kurang panjang'. Hal tersebut disebabkan karena banyak konflik di dalam ceritanya yang tidak diselesaikan dengan baik. Gravik terasa terlalu cepat kalah dan tidak ada recall mengenai kematian Talos di episode terakhir.

Para fans juga sangat ingin tahu sejak kapan Rhodey diculik oleh Skrull; yang tidak dijawab oleh Marvel Studio sampai akhir cerita. Hal seperti ini yang membuat banyak proyek MCU yang tidak disukai oleh fansnya.

Alih-alih memberikan para fans apa yang mereka mau, Marvel Studio sibuk membangun skenario mengenai rasisme yang disisipkan ke tayangan superhero dengan cerita yang tidak jelas arahnya mau ke mana. Marvel Studio harusnya sadar bahwa reputasi mereka mulai menurun, sehingga untuk mengembalikan hal tersebut, mereka harus membuat film dengan kualitas penceritaan yang bagus dan memuaskan para fansnya, terutama mereka yang tumbuh besar membaca komik Marvel.

Jika Shang-Chi telah memberikan kualitas film yang bagus serta Spiderman:NWH maupun GOTG Vol. 3 bisa memberikan apa yang fans mau, seharusnya Marvel Studio bisa menganalisa dan memperbaiki proyek-proyek MCU ke depan supaya bisa mengembalikan kepercayaan para fans kepada mereka.


Comments