Gelombang Otak


GELOMBANG OTAK
oleh Adi Suprayitno

Gelombang otak adalah pola aktivitas listrik yang terjadi di otak. Gelombang otak ini ditemukan oleh ahli saraf Jerman bernama Hans Berger pada pertengahan th. 1920-an.

Otak manusia terdiri dari miliaran sel yang disebut dengan neuron. Sel-sel ini saling berkomunikasi satu sama lain untuk menjalankan setiap aspek fungsi otak, seperti pikiran, emosi, dan perilaku.
Komunikasi antar sel ini membentuk aktivitas listrik yang bergelombang dan membentuk pola.

Pola gelombang inilah yang kemudian disebut sebagai gelombang otak. Dengan kata lain, gelombang otak adalah pola aktivitas listrik yang terjadi di otak.
Gelombang ini menyampaikan pesan antar sel sehingga otak dapat menjalankan fungsinya sebagai sistem saraf pusat.
Pola aktivitas listrik otak ini berubah-ubah sepanjang waktu, mulai dari pola yang lambat hingga sangat cepat. Ini tergantung pada tingkat kesadaran dan proses kognitif seseorang.

Gelombang otak manusia diklasifikasikan berdasarkan kecepatan atau tingkat frekuensinya, yang diukur dalam Hertz (Hz). Pembagian ini digolongkan berdasarkan ketika seseorang dalam kondisi tertentu.

Gelombang Delta adalah gelombang otak yang paling lambat dan terjadi saat tertidur pulas. Kekuatan gelombang ini sangat rendah, yaitu sekitar 1–4 Hz. 
Gelombang Theta terjadi saat mengantuk, menjelang tidur atau baru bangun tidur. Rentang gelombang otak ini memiliki kekuatan lebih besar, yaitu 4–8 Hz. 
Gelombang Alfa (8-12 Hz) terjadi saat terjaga, tetapi tidak melakukan aktivitas apapun.

Jenis gelombang otak lainnya adalah Beta dengan kecepatan 12-38 Hz, Gelombang ini mendominasi saat seseorang dalam kesadaran penuh dan fokus, seperti ketika sedang memecahkan masalah atau mengambil keputusan.
Gelombang Gamma yang tercepat dengan tingkat frekuensi bisa mencapai 30-100 Hz. Jenis gelombang ini terjadi saat seseorang pada konsentrasi penuh dan fungsi kognitif tingkat tinggi.
Oleh karena itu, gelombang ini terkait dengan pemrosesan memori, bahasa, pembentukan ide, dan pembelajaran. Bahkan, aktivitas gamma yang tinggi sering dikaitkan dengan IQ yang tinggi, rasa kasih sayang, kemampuan memori yang luar biasa, dan kebahagiaan.

Ketidakseimbangan pada pola aktivitas listrik otak memang terkait dengan gejala atau kondisi medis tertentu.
Contohnya adalah, ketika seseorang ingin beristirahat atau tidur, namun gelombang otak Beta atau bahkan Gamma tetap mendominasi, maka timbul gejala sulit tidur dan menenangkan pikiran, hingga terjadi insomnia dan migrain.
Ketidakseimbangan ini bisa terjadi mulai dari ringan sampai berat sehingga mengakibatkan gangguan sistem saraf.

Namun untungnya, ada terapi yang diyakini bisa membantu memperbaiki kondisi tersebut, yang disebut dengan terapi gelombang otak.
Terapi dengan nama lain Binaural Beat Therapy (BBT) ini dapat membantu menciptakan frekuensi tertentu guna memperbaiki pola gelombang atau aktivitas listrik yang tidak seimbang pada otak.
Jenis terapi tersebut diyakini bisa membantu mengurangi stres dan kecemasan, rasa nyeri, sakit kepala dan migrain, insomnia, masalah pada konsentrasi dan belajar, hingga mempertajam daya ingat.

Menurut ajaran Islam dikenal dengan terapi Sholat dan Dzikir yang diyakini ampuh dalam pengobatan nonmedis. Karena pada dasarnya setiap insan itu jiwanya harus selalu terkoneksi dengan Sang Pencipta. 
Psikoterapi zikir dan doa dapat dijadikan sebagai pengobatan keguncangan jiwa, kecemasan dan gangguan mental. Zikir dan doa merupakan metode kesehatan mental. 
Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag dalam bukunya menjelaskan bagaimana caranya menjalankan terapi sholat bahagia dengan khusyu’.

Sholat dan dzikir yang benar akan mampu mengendalikan aktifitas gelombang listrik di dalam otak, sehingga dapat menenangkan hati dan membangkitkan rasa bahagia.

Terima kasih telah membaca artikel ini.
Salam sehat Adi Suprayitno.

Comments